Sabtu, 18 Oktober 2014

URBANISASI



URBANISASI

Pengantar
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Indonesia sendiri urbanisasi terjadi dengan sasaran terbesar adalah kota Jakarta.
Faktor penarik
  1. Kehidupan kota yang lebih modern
  2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
  3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
  4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
Faktor pendorong
  1. Lahan pertanian semakin sempit
  2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  5. Diusir dari desa asal
  6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Efek Urbanisasi
Urbanisasi tentunya memiliki efek atau pengaruh terhadap masyarakat perkotaan maupun masyarakat desa. Efek positif atau negatif dari urbanisasi adalah sebagai berikut.
Efek positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut:
  1. Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
  2. Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
  3. Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
  4. Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun efek negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
  1. Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
  2. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
  3. Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Efek Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  1. Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
  2. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Efek negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  1. Timbulnya pengangguran.
  2. Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
  3. Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
  4. Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.

Sumber :

Dukungan Sosial Keluarga



Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Perkembangan Mental Individu
Pengantar
      Keluarga adalah orang-orang terdekat dalam kehidupan manusia. Keterkaitan darah yang ada akan membuat suatu keluarga memiliki hubungan bating tersendiri. Latar belakang sebuah keluarga dalam kehidupan seseorang dinilai penting, hal ini disebabkan keluarga adalah tempat pendidikan pertama yang dialami seseorang, sehingga ilmu-ilmu dasar seperti etika, cara berbicara, pola kehidupan biasanya didapat berdasarkan lingkungan keluarga seseorang. Sikap keluarga dalam perjalan hidup seseorang pun dikatakan penting, dukungan maupun larangan dari keluarga akan menjadi pertimbangan ulang keputusan suatu individu.
Dukungan Sosial
            Ada berbagai defenisi dukungan sosial, dukungan sosial berasal dari kata sosial support, sosial artinya menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu (Chaplin, 1999) dan support yang artinya: 1) Mengadakan atau menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain, 2) Memberikan dorongan atau pengobaran semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuatan keputusan (Chaplin, 1999). Dunst, Trivette dan Cross (1986 dalam Gousmett, 2006) mendefenisikan dukungan sosial sebagai suatu konstruksi multidimensi yang meliputi bantuan fisik dan instrumental, berbagai informasi dan sumber daya, dan menyediakan dukungan emosional dan psikologis. Istilah ini juga dapat merujuk kepada pelayanan formal yang diterima dari para professional, organisasi formal atau yang semi formal seperti klub-klub sosial, atau organisasi-organisasi yang memandang bahwa keluarga itu penting dalam gaya hidup mereka. Dukungan sosial didefenisikan sebagai perilaku yang membantu orang-orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres untuk mengatasi secara efektif dengan masalah yang mereka hadapi (Cutrona, CE, 2000).
Sedangkan Cobb (1976 dalam Gousmett, 2006) mendefenisikan dukungan sosial sebagai informasi dari salah satu atau ketiga dari hal berikut ini: (1) informasi yang mengarah orang untuk percaya bahwa mereka diperhatikan dan dicintai, (2) informasi yang mengarah ke orang untuk percaya bahwa mereka berharga dan dihargai, dan (3) informasi yang mengarah pada orang untuk percaya bahwa mereka berasal dari jaringan komunikasi yang sama dengan kewajiban bersama. Sarafino (2002) mendefenisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.
            Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998)
Yang menjadi sumber dukungan sosial ada 5 yaitu (Cutrona, CE, 2000) :
(1) sumber informal yaitu keluarga, teman, tetangga, (2) sumber formal yaitu tenaga professional, lembaga, (3) sumber semi-formal yaitu dukungan dari kelompok-kelompok misalkan lembaga kelompok kanker Indonesia, persatuan orangtua anak down syndrome (Potads), (4) jaringan informal misalkan orangtua- orangtua yang memiliki anak down syndrome, (5) sumber-sumber lain yang berminat pada dukungan sosial.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres agar ia dapat mengatasi masalah yang dihadapi secara efektif.
Jenis atau Bentuk Dukungan Sosial
Cohen, Mermelstein, Kamarck dan Hoberman (1985) menyimpulkan empat bentuk dukungan sosial yang berpengaruh terhadap respon individu pada kondisi yang menekan yaitu:
1.      Dukungan praktis (tangible support) atau bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun bantuan secara finansial. Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya : bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang sedang mengalami kesusahan atau penderitaan (Friedman, 1998).
2.      Dukungan informasi (appraisal support) atau suatu bentuk bantuan yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan guna menghadapi kejadian tersebut. Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan diseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasihat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi (Friedman 1998)
3.      Dukungan harga diri (self esteem) atau suatu bentuk bantuan dimana individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota keluarga, diantaranya : memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian (Friedman, 1998).
4.      Dukungan belonging, suatu bentuk bantuan dimana individu tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan suatu kegiatan bersama dengan orang lain. Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosional menjamin nilai- nilai individu (baik pria maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan serta didengarkan (Friedman, 1998).
Faktor–faktor yang Mempengaruhi Seseorang Mendapatkan Dukungan Sosial
            Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut Feirig dan Lewis (1984 dalam Friedman, 1998) ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga besar. Selain itu dukungan yang diberikan oleh seseorang dipengaruhi oleh usia, menurut Friedman (1998) orang yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan orang lain dan juga lebih egosentris dibanding orang yang lebih tua. Faktor lain yang mempengaruhi dukungan sosial adalah kelas sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan, tingkat pendidikan dan status sosial. Sarafino (2002) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang lain yaitu:
a.       Penerima dukunan (recipient)
Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah, tidak mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang kurang asertif untuk meminta bantuan, atau mereka berfikir bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak mempercayakan sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat dimintai bantuannya.
b.      Penyedia dukungan (provider)
Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau mungkin juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
c.       Komposisi dan struktur jaringan sosial (hubungan individu dengan keluarga dan masyarakat)
Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran yaitu jumlah orang yang biasa dihubungi, frekuensi hubungan yaitu seberapa sering individu bertemu dengan orang tersebut, komposisi yaitu apakah orang tersebut adalah keluarga, teman, rekan kerja atau lainnya; dan keintiman yaitu kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling mempercayai.
Bentuk Dukungan Sosial
Menurut House dalam Departemen Kesehatan (2002) dukungan sosial diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu :
1.      Dukungan emosional yaitu dukungan sosial berupa ungkapan empati, kepedulian, dan perhatikan terhadap orang bersangkutan.
2.      Dukungan penghargaan yaitu melalui ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan perasaan individu dan perbandingan positif orang dengan orang lain misalnyaorang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya atau menambah harga diri.
3.      Dukungan instrumental yaitu berupa bantuan langsung misalnya dengan memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.
4.      Dukungan informatif yaitu dukungan sosial berupa pemberian nasihat, saran, pengetahuan, informasi serta petunjuk.
Menurut Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor (1999); membagi dukungan sosial kedalam 5 bentuk, yaitu
1.      Dukungan Instrumental (tangible or instrumental support
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi kecemasan karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.
2.      Dukungan Informasional (informational support)
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, pengetahuan, petunjuk, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
3.      Dukungan Emosional (Emotional Support)
Bentuk dukungan ini melibatkan rasa empati, ada yang selalu mendampingi, adanya suasanya kehangatan, dan rasa diperhatikan akan membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
4.      Dukungan Pada Harga Diri (Esteem Support)
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu dan perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.
5.      Dukungan Dari Kelompok Sosial (Network Support)
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa menjadi anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial dengan kelompok. Dengan begitu individu akan memiliki perasaan senasib
PENUTUP
            Kesimpulan dari semua penjabaran tersebut adalah dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam menentukan langkah hidup seseorang. Pelajaran-pelajaran yang dasar dalam kehidupan manusia didapat dari lingkungan keluarga. Keluarga yang sehat dapat melahirkan individu yang sehat pula. Kasih sayang keluarga akan menjadi dorongan lebih bagi individu.
Sumber :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40287/4/Chapter%20II.pdf