Salam
sejahtera bagi para pembaca. Saya adalah pemilik blog ini, namun bukan berarti
saya adalah seorang penulis yang baik. Blog ini saya ciptakan atas dasar adanya
kebutuhan perkuliahan saya di salah satu Universitas Swasta di Jakarta.
Untuk
kesekian kalinya, saya akan membuat sebuah tulisan baru sebagai tuntutan
perkuliahan, namun dengan tema atau hal yang berbeda yaitu mengenai diri saya
sendiri. Saya akan menceritakan sedikit mengenai identitas diri saya sendiri.
Saya
merupakan anak perempuan yang lahir pada hari senin tanggal 17 April 1995 di
Rumah Sakit Cianjur. Ayah saya bernama Wawan Juandi dan Ibu saya bernama Anne
Ratna Sari. Ketika lahir, saya merupakan anak ketiga, dua kaka saya adalah
Silviana Puspita Sari dan Andi Saputra. Namun sayang, kaka pertama saya Andi
Saputra beliau mengidap penyakit hingga akhirnya beliau wafat sebelum bertemu
dengan saya. Enam tahun berselang, lahirlah seorang jagoan terakhir dalam
keluarga saya, yaitu adik saya satu-satunya yang bernama Erlangga.
Kedua
orang tua saya memberi nama kepada saya dengan arti khusus. Kata pertama nama
saya diambil dari salah seorang tokoh film dimasa lalu bernama Vicktoria,
menurut cerita Vicktoria adalah orang yang baik yang cerdas dan tidak
pendendam. Kata kedua nama saya diambil dari nama suatu jenis batu yang disukai
olah para wanita karena dianggap berharga dan sangat indah. Kata Terakhir dari
nama saya diambil dari istilah yang menggambarkan negeri saya tercinta, yaitu
negeri Indonesia. Suatu nama yang saya syukuri dan saya banggakan hingga
sekarang karena memiliki arti yang luar biasa dan saya yakin orang tua saya
memberi nama tersebut karena mereka ingin saya menjadi perempuan yang baik dan
dapat menjadi hal yang membanggakan untuk negara.
Keluarga
saya adalah keluarga Muslim, begitupun saya. Saya beragama Islam dan bersuku
Sunda. Saya lahir dan dibesarkan di Tanah Sunda. Keluarga saya orang yang
sederhana, dengan sejuta sejarah yang pernah ada didalamnya. Ayah saya
merupakan lulusan S2 dan sekarang beliau sedang menjalani pendidikan S3 nya.
Sedangkan ibu saya merupakan lulusan SMA dengan banyak kebanggaan yang pernah
diraihnya.
Saya
tinggal di Bogor sekarang, tepatnya di Cilebut Barat dekat dengan Stasiun
Cilebut. Sebelum saya kuliah, saya mendapatkan beberapa pendidikan formal dan non
formal. Pertama kali saya merasakan pendidikan adalah pada saat saya masuk TK
Annur Dahlan, selama dua tahun saya belajar disana. Setelah itu saya
melanjutkan ke sekolah selanjutnya yaitu MI Jammiyatul Fallah, setahap lebih
maju. Sayangnya disekolah saya ini, saya hanya bertahan dua tahun saja
dikarenakan saya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan saya berhenti sekolah
selama setengah tahun. Berdasarkan atas dasar kebijakana pihak sekolah saya pun
harus dipindahkan kesekolah lain karena terlalu lama tidak dapat hadir.
Akhirnya saya melanjutkan pendidikan dasar saya di MI Nurul Islam dan sampai
akhir saya menjadi lulusan sekolah ini. Setelah itu saya masuk ke SMPN 12 Bogor
dan terus dilanjutkan hingga saya menjadi lulusan SMAN 2 Bogor. Namun disamping
itu saya juga menjalani pendidikan non formal di salah satu pondok pesantren
yaitu Sabilull Huda. Disana saya mendapat pendidikan agama Islam yang sangat
banyak. Saya belajar solat, puasa, Al-Quran dan banyak ilmu mengenai kitab
tersebut, saya juga belajar bahasa Arab. Selama 14 tahun itu lah perjalanan
saya sebelum masuk ke Universitas ini.
Saat
saya lulus SMA saya mengikuti tes masuk Universitas, saya memilih Teknik Kimia
pada saat itu. Saya belajar dengan keras sampai akhirnya saya lolos dalam
seleksi yang diikuti hampir seluruh murid lulusan SMA atau sederajat. Saya
lolos seleksi disalah satu Universitas Negeri di Jawa Tengah, bahagia pastinya.
Namun sayang, Tuhan berkehendak lain, terjadi suatu hal dalam keluarga saya
sehingga dengan berat hati saya harus melepas kesempatan saya tersebut. Saat
itu saya merasa sedih dan malu karena harus masuk Universitas Swasta disaat
seluruh teman saya masuk Universitas Negeri.
Disini
lah saya sekarang, duduk manis di ruang kelas bersama teman-teman baru saya
dalam Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma. Malu, kesal, tidak
semangat, dan kecewa semua saya rasakan pada awalnya. Bersama semua teman yang
saya anggap pemalas dan berada dibawah saya membuat saya merasa semakin tidak
nyaman berada disini. Ketidaksamaan pemikiran dan kebiasaan membuat saya
semakin frustasi. Pada masa itulah saya sering menyendiri dan tidak berbicara
mengenai apa yang saya rasakan. Namun, beruntungnya saya karena berhasil
tersadar dari semua itu setelah mendengar perkataan salah satu dosen saya,
beliau berkata “Hidup adalah hidup, bukan kita pemiliknya tapi Tuhan. Jalani
yang terbaik maka kalian akan mendapat kebahagian. Terkadang kita berada
ditempat yang tidak diinginkan bukan? Namun coba berfikir kenapa kita ada
disana? Karena kita kurang berusaha atau karena Tuhan menginginkan hal yang
lain. Seperti ibarat seperti ini, coba kalian pikirkan ini baik baik, saat
kalian menjadi sebuah lampu berlian didalam sebuah gedung yang megah dengan
berjuta lampu didalamnya, atau pada saat kalian hanya menjadi sebuah lilin
didalam lumpur yang gelap? Yang mana yang kehadirannya akan lebih
diperhitungkan dan memiliki makna yang besar?” mendengar kata tersebut saya
yakin dan sadar saya harus melakukan yang terbaik meski sulit mungkin karena
Tuhan menginginkan hal yang lain. Tapi ingat pembaca, dari keseluruhan ucapan
dosen saya, ada hal yang tidak mungkin, yaitu lilin tidak dapat menyala dalam
lumpur, lilin pasti padam. Tapi Tuhan dapat menyalakannya bila Ia
menginginkannya.
Pembaca
yang baik, saya adalah fans berat dari olah raga bulutangkis, tapi saya bukan
pemain bulutangkis. Lee Chong Wei, Lin Dan, Fu Haifeng, Simon Santoso dan Lee
Young Dae merupakan idola saya. Saya juga menyukai musik POP, saya menyukai
Bruno Mars. Hobi saya nonton film, saya
tidak terlalu suka membaca tapi saya memaksakan diri untuk melakukannya atas
dasar kebutuhan. Kemampuan saya tidak terlalu banyak, saya dapat mengendarai
motor dan mobil, saya dapat mengoperasikan komputer, saya sedikit banyak dapat
berbahasa Sunda, Indonesia, Inggris dan Arab. Saya sedikit bisa dalam seni
lukis tapi tidak dalam seni musik. Saya suka warna Coklat, saya juga suka
Mangga. Saya sangat tidak suka mendengar orang yang sering mengeluh dan saya
sangat menyukai orang yang cerdas.
Motto
hidup saya adalah “God Always Watching Us! Be carefull On Every Our Step, Try
Hard and Always Say Thanks To Allah For Everything, Believe That He Will Give
More.” Karena Motto saya ini pernah ada yang mengatakan bahwa saya so gaya
karena memakai bahasa Inggris, padahal motto ini berbahasa inggris karena motto
ini diwajibkan dibuat untuk hukuman kenakalan saya oleh guru Bahasa Inggris
saya dulu. Tapi hal yang sangat saya pegang sebenernya adalah Belajar, Nakal
dan Beribadah itu semua harus seimbang.
Kelemahan
saya adalah emosional, saya terkadang sombong dan saya terkadang bossy. Saya
juga sulit mengenali wajah dan nama seseorang. Saya ceroboh, pemalas dan saya
tidak teliti. Semua kekurangan saya itu saya sadari dan saya sangat berusaha
untuk menghilangkannya. Kelebihan saya adalah tidak suka menyontek, saya mudah
menghafal pelajaran, cepat dalam perhitungan dan yang paling saya syukuri atas
kelebihan saya adalah saya tahu benar kewajiban saya sebagai muslim.
Pengalaman
saya yang lainnya, saya pernah ikut serta dalam pemain olah raga cricket, saya
juga pernah bergabung dengan Cakra Buana Indonesia sebagai pemain bela diri
silat. Saya juga tergabung dalam ikatan remaja Islam sekitar rumah saya dan
sekarang saya merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI)
periode 2014/2015. Target hidup saya masih banyak dan saya harap dapat
mewujudkannya.
Kegagalan
dalam hidup saya banyak, saya gagal masuk tim OSN Kimia, saya gagal masuk OSN
Pertamina dan baru-baru ini saya gagal tes Aslabdas. Tapi biarlah, semoga semua
dapat memberi saya pelajaran dan dapat menjadikan saya menjadi pribadi yang
lebih baik.
Hal-hal
yang membanggakan untuk diri saya dan keluarga saya ada beberapa hal, tidak
besar tapi cukup membanggakan, setidaknya pada saat itu orang tua saya dengan
bangga menyebutkan ke orang disebelahnya bahwa “dia” sambil menunjukan saya
adalah putri saya. Saya menjadi lulusan terbaik dari SD dan SMP saya, saya
pernah menjuarai 12 Lomba, saya pernah masuk tim peneliti ilmiah remaja, saya
memiliki IQ yang tinggi dan nilai yang selalu memuaskan.
Apapun
yang saya lakukan, apapun kegagalan dan keberhasilan yang saya dapat, saya
sangat mensyukuri seluruh hal tersebut. Saya bangga terlahir sebagai saya,
dalam keluarga saya, diajarkan oleh guru-guru saya, memiliki teman-teman saya,
memiliki mantan pacar saya, memiliki musuh-musuh saya, memiliki berbagai orang
disekitar saya dan yang saya kenal dimasa mendatang dan semuanya. Jika
Reincarnasi itu memang ada, saya tidak akan marah atau kecewa jika harus
dilahirkan kembali sebagai diri saya yang sekarang, yaitu sebagai Vicky Intan
Pratiwi.
Sekian
cerita dari diri saya, apapun yang kalian dapat selalu hargai itu. Terima
kasih. Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.