Kamis, 20 November 2014

KESETARAAN PRIA DAN WANITA

       Kesetaraan gender merupakan tranding topic saat ini. peran wanita dan pria di era ini dinilai telah setara. Namun, apakah benar semua sudah sama ? lalu bila tugas pria bisa dilakukan wanita dan tugas wanita bisa dilakukan sepenuhnya oleh pria, mengapa Tuhan harus menciptakan dua mahluk yang berbeda ? 
     Sebenarnya dalam praktek kehidupan, manusia tidak boleh melewati batas kodratnya. Hal ini mudah dimengerti bukan ? seperti pria yang menyerupai wanita atau sebaliknya. Hal tersebut sudah menunjukan adanya perbedaan pria dan wanita. 
        Lalu bagaimana bila dalam karir ? 
     Sering kali masyarakat berkata bahwa sekarang sudah tidak jaman wanita hanya berdiam dirumah. Benar, saya setuju, tetapi terkadang ada batasan tertentu. Seorang wanita yang telah menikah memiliki tanggu jawab tertentu, begitu pula seorang pria. Saat seorang wanita bekerja, itu merupakan hal yang positif, karena dengan cara tersebut ilmu yang dimiliki tersalurkan. Namun, hal ini bisa berubah negatif saat seorang wanita bekerja lewat batas waktu, seperti sampai larut malam, atau seharian, atau mungkin berhari-hari. Untuk beberapa hal tersebut tidak bisa dilakukan, oleh karenanya ada pria yang bertugas untuk menjalankan pekerjaan berat seperti itu. 
      Terkadang seseorang lupa akan naluri yang mereka miliki. mereka tidak memanfaatkan naluri yang dianugrahkan Tuhan kepadanya. Seperti wanita yang dianugrahkan Tuhan menjadi orang yang lebih penyabar dan lemah lembut, hal ini ditujukan untuk mendidik anak yang dititipkan Tuhan pada mereka. Begitu pula dengan pria yang dianugrahkan menjadi orang yang memiliki ketegasan dan keberanian berlebih, hal ini ditujukan untuk bekal menjadi seorang pemimpin. Lalu untuk apa adanya pergantian atau penyamaan peran ? 
        Peran pria dan wanita sangat pengting dalam kehidupan. tanpa wanita pria tidak akan ada, tanpa ptia wanita pun tak akan ada. Namun, tempat dari kedua nya ini yang berbeda. Wanita akan menjadi penting saat keturunannya membutuhkan bimbingan, dan pria akan menjadi penting saat keturunannya membutuhkan kebutuhan. Sehingga sebenarnya peran wanita dan pria itu setara, sama-sama penting. namun tidak sama. Wanita dan pria memiliki peran masing-masing yang tidak bisa disetarakan. Ada mungkin sebagian pekerjaan keduanya yang bisa dilakukan oleh kedua pihak, namun alasan tuhan menciptakan dua mahluk yang berbeda pasti karena ada juga peran yang tidak bisa dilakukan oleh salah satu dari mahluk tersebut. Percayalah Tuhan itu adil.

Hukum Masyarakat Berguna atau Tidak?

Hukum merupakan sebuah ganjaran atau ketetapan untuk setiap orang yang telah melakukan suatu perbuatan. Kesalahan utama opini dari hukum adalah hukum selalu dianggap sebagai ganjaran bagi pelaksana kesalahan, sebenarnya baik kesalahan ataupun kebaikan dari setiap orang akan mendapat hukum atau ketetapan.
Hukum masayarakat merupakan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Hukum setiap masyarakat dalam suatu wilayah berbeda pastinya dengan masyarakat wilayah lain. Seperti masyarakat suku saya, yaitu suku sunda tidak ada larangan mengenai penebangan pohon, namun disuku badui setiap warganya dilarang untuk menebang atau bahkan hanya memotong ranting pohon karena dianggap telah melakukan perusakan alam. Jelas terlihat perbedaan dari kedua hukum masyarakat yang ada. 
Hukum yang berlaku dalam masyarakat sebenarnya banyak, ada hukum agama, hukum negara dan hukum yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Maka dari itu mari kita jabarkan satu per satu hukum-hukum dan kegunaan dari setiap hukum dimasyarakat.

1. Hukum Agama
Sahabat yang beriman, keragaman yang menakjubkan dalam negeri kita ini memang luar biasa indah, selain dari kebudayaannya yang beragam, agama yang tersebar pun beragam. Namun, keberagaman ini tidak menyebabkan adanya konflik antar agama melainkan lahirlah sebuah toleransi beragama. Setiap agama yang dianut pasti memiliki hukum yang berbeda. Namun, sebenarnya semua hukum agama menuju kepada hal yang lebih baik. Agama saya mengajarkan bahwa dilarang untuk merusak alam, begitu pula agama hindu dan budha yang mengajarkan pentingnya keseimbangan alam. Hukum agama pastinya memiliki kegunaan dan dampak yang luar biasa pada kehidupan manusia. Sebagian besar akan lebih memperhatikan tata laku mereka baik terhadap sesama, maupun terhadap alam. Memang ada sebagian besar yang tidak memperdulikan hukum agama, karena ganjaran atau balasan yang ada pada hukum agama tidak terlihat, yaitu akhirat atau kehidupan selanjutnya nanti.  Namun hukum ini tetap saja berguna dalam menjaga atitude masyarakat untuk tunduk pada Tuhan mereka. 

2. Hukum Negara
Hukum negara kita ada dan jelas pada UUD yang disusun pada tahun 1995. Kegunaan nya jelas sangat signifikan, tanpa hukum ini maka mungkin negara akan penuh dengan penjahat dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hukum negara memberikan sanksi nyata sehingga rasa takut yang didapat masyarakat saat mereka hendak melakukan suatu kejahatan akan menjadi pencegah dari kriminalitas. Pengaruh yang besar ini lah yang membuat hukum negara menjadi penting adanya. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang melanggar hukum ini, oleh karenanya masih banyak masyarakat yang harus mendapat hukuman atas perbuatannya. 

3. Hukum Sosial
Hukum ini merupakan hukum yang paling kejam yang dapat dirasakan. Hukum sosial akan dirasakan oleh seseorang sepanjang hidupnya. cemoohan, hinaan, bullyan dan remind akan hal-hal yang dilakukannya akan menjadikan hal tersebut menjadi hukuman. Namun, pentingnya hukum sosial bisa dibilang mutlak, karena dengan adanya hukum sosial, maka masyarakat akan lebih berhati-hati dalam menjalankan segala perbuatannya. 

Kesimpulannya, hukum dimasyarakat sangat berguna untuk mengatur jalannya kehidupan masyarakat  yang damai. ganjaran yang diberikan bertujuan agar tidak terdapat lagi kejahatan atau hal-hal yang diperbuat sehingga kenyamanan masyarakat terganggu. Terima Kasih.


Selasa, 11 November 2014

KURIKULUM 2013

        Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang digunakan oleh pelajar. Pada zaman saya dahulu, kurikulu yang digunakan masih 2006, seiring dengan adanya perkembangan zaman, kurikulum yang sebelumnya telah dipakai dianggap sudah tidak layak, maka digantilah dengan kurikulum 2013. 
       Pada dasarnya perubahan kurikulum pasti menginginkan kearah yang lebih baik, namun pro kontra kemunculan suatu sistem baru merupakan hal yang paling tidak bisa dihindari. Jadi wajar bila ada beberapa pandangan yang menyatakan hal-hal negatif dari perubahan kurikulum ini. 
       Sebagai seorang mantan pelajar, saya tidak merasakan adanya perbedaan dalam hidup yang disebabkan oleh perubahan kurikulum. Namun, dari media sosial yang saya miliki maka terlihat respon-respon dari junior SMA saya. Mereka menyatakan bahwa terlalu berat kurikulum yang sekarang digunakan. Tidak hanya itu, lingkungan daerah rumah saya menyatakan hal yang sama.
         Perubahan yang terjadi terletak pada beberapa perubahan mata pelajaran yang dipelajari dan nama jurusan pada tingkat sekolah menengah atas. Dahulu kita mengenal adanya jurusan IPA dan IPS sekarang istilah tersebut diganti dengan MIA dan IIS. Pada jurusan IPA atau MIA sekarang dipelajaripula mata pelajaran yang dulunya hanya ada di IPS, sebenarnya saya setuju dengan hal tersebut. pelajaran sosial seperti sosiologi dan sejarah memang penting dan tidak hanya berlaku untuk kehidupan IPS saja, namun seorang saintist juga harus dapat bersosial, karena sejatinya manusia adalah mahluk sosial. "Anak IPA" biasanya sebutan untuk murid berjurusan IPA biasanya terkenal dengan perhitungannya, namun disisi lain sebenarnya mereka membutuhkan adanya interaksi dan cara komunikasi atau sosialisasi dengan sesamanya. Dengan adanya mata pelajaran sosial diharapkan anak ipa tidak menjadi orang yang kaku dan selalu berfikir dengan logika karena manusia adalah mahluk yang dianugerahi hati dan perasaan untuk menjalankan hidup dengan sesama. Begitu pula dengan IPS. 
         Dari pengalaman yang saya dapatkan, pada saat masa sekolah saya adalah murid jurusan IPA. Selama pembelajaran ilmu alam yang melekat dalam catatan kami, dan terkadang kami mekesampingkan masalah sosial yang sebetulnya menjadi pusat kehidupan manusia. 
        Tema yang kedua adalah masalah waktu pembelajaran. Waktu pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki durasi yang lebih lama, dari pukul 07.00 pagi sampai sekitar pukul 3.00 atau 4.00 sore. Terkadang sulit dimengerti, saat saya sekolah dulu saya memiliki durasi waktu yang sama dengan durasi waktu kurikulum 2013, dimana letak perubahannya? Pengamatan yang dilakukan adalah saya merupakan murid dari sekolah RSBI yang sekarang telah dihilangkan keberadaannya dan saya asih tidak mengerti kenapa hal tersebut dihilangkan. Sekolah yang dulunya "reguler" sebenarnya sama saja, mereka sama-sama murid SMA, lalu kenapa menolak adanya kurikulum 2013? menambah beban katanya, lama durasi belajar tidak manusiawi. Kalau seperti itu alasannya maka coba amati cara pembelajaran di Cina atau Korea Selatan, mereka belajar sampai sore lalu diteruskan lagi belajar malam hari tanpa adanya perintah, sehingga wajar point pendidikan mereka diatas negara kita. 
        Jadi, penolakan terhadap kurikulum baru sebenarnya bukan karena sistem tersebut dinilai tidak cocok, namun tidak adanya kemauan dari bangsa kita atau takut kepada susatu yang sulit terjadi dihidup mereka bila mencoba sistem baru. Kebebasan yang dipilih saat ini sebenarnya akan menjadi kesengsaraan dimasa mendatang ketika anda adalah seorang pelajar. 

 =========================================================================
Sekarang beralih dari sudut pandang pengajar,  penolakan terhadap rancangan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan kurangnya persiapan yang matang. Banyak pihak yang belum siap dengan kurikulum baru tersebut, terutama pihak guru dan siswa apalagi kurikulum tersebut akan langsung diberlakukan pada tahun ajaran sekarang ini, yaitu tahun ajaran 2013/2014. Padahal kurikulum tersebut baru dirancang selama 2 bulan, hal ini wajar jika banyak pihak yang tidak mendukung akan kurikulum baru tersebut karena dikhawatirkan tidak akan diperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
Banyak hal-hal yang menjadi bahan acuan terhadap penolakan kurikulum baru tersebut, diantaranya :
  • Kurikulum 2013 dilaksanakan tanpa uji coba
Sebelum diimplementasikan, rancangan sebuah kurikulum perlu diuji dan disosialisasikan secara terbuka di forum akademik yang juga melibatkan pihak-pihak lain yang memiliki kompetensi serta kapasitas menilai, termasuk didalamnya adalah kelompok masyarakat pelaku pendidikan. Forum terbuka adalah amat penting yang mempunyai tujuan guna menampung pemikiran yang komprehensif juga untuk membangun pemahaman bersama hingga mengundang komitmen semua komponen masyarakat, khususnya yang akan terlibat di dalam implementasi.
  • Persoalan Guru dan Buku
Persoalan guru dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum baru, maka kurikulum sebaik apa pun tidak akan membawa perubahan apa pun pada dunia pendidikan nasional. Sedangkan buku itu vital karena menjadi pegangan murid untuk belajar. Bagaimana mungkin murid dapat mempelajari apa yang dimaui oleh kurikulum baru bila tidak tersedia buku pelajaran? Apalagi para pejabat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri selalu menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan kurikulum baru, Pemerintah menyiapkan buku babon sehingga masyarakat tidak perlu dibebani biaya pembelian buku baru, seperti yang dikeluhkan selama ini bahwa ganti kurikulum ganti buku baru.
Rancangan kurikulum 2013 menunjukkan perubahan mendasar pada struktur kurikulum hingga pola penugasan guru, harus disiapkan guru , sarana, dan prasarana serta infrastuktur pendidikan yang tepat. menyiapkan sosok guru yang menguasai sejumlah mata pelajaran yang digabungkan seperti guru yang dapat mengajarkan pelajaran IPA dan IPS . Sedangkan dalam kenyataannya yang saya tau tidak ada perguruan tinggi yang melahirkan calon- calon guru yang bisa menguasai pelajaran IPA dan IPS.
Pada kurikulum 2013 ini banyak mata pelajaran dari tingkat SD sampai tingkat SMA dikurangi. itu yang mengakibatkan banyaknya pengangguran atau second job bagi para honorer. contoh untuk tingkat MI atau SD, kurikulum berbasis sains. menurut saya tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama atau tidak semua anak dapat mengikuti kurikulum tersebut. Perubahan apapun harus diputuskan secara bijak. jangan sampai ganti pejabat ganti kebijakan. jika kebijakan sebelumnya atau kebijakan yang sedang dilaksanakan sudah baik maka tidak perlu ada kebijakan yang baru.
Sedangkan persoalan buku inilah yang tidak bisa dipecahkan seketika. Pengadaan buku memerlukan proses panjang: dari penulisan draf naskah, pembacaan oleh reviewer, koreksi oleh editor bahasa, finalisasi naskah, layout, cetak, hingga distribusi. Semuanya itu memerlukan waktu minimal dua bulan. Sekarang sudah pertengahan bulan Februari, maka paling cepat proses penulisan sampi cetak baru akan beres pada pertengahan April 2013. Untuk mendistribusikan ke daerah memerlukan waktu. Target bisa molor bila dalam prosesnya ada kendala dana. Seperti diberitakan media massa, sampai sekarang anggaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan belum dapat dicairkan. Hal itu tentu akan berdampak panjang terhadap semua proses penyiapan buku. Terlebih sistem keuangan sekarang yang begitu ketat, membuat para pejabat tidak berani mengambil resiko dengan mencari dana talangan lebih dulu, mengingat maksud baik tersebut dapat mengantarkannya ke bui. Dengan kata lain, persoalan paling krusial sekarang justru dana.
  • Persoalan Dana
Kurikulum 2013 membutuhkan anggaran yang besar hingga mencapai Rp.172,5 M. dan masalah anggaran pendidikan untuk menunjang proses implementasi kurikulum baru yang belum cair itu bukan lagi menjadi domain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tapi menjadi domain presiden dan wakil presiden untuk menyelesaikannya. Bila presiden dan wakil presiden telah berkomitmen penuh untuk melaksanakan kurikulum baru, maka konsekuensinya, perlu ada dukungan politik dalam pendanaan. Untuk itu mekanisme pencairan anggaran negara yang tidak berorientasi program ini perlu ditinjau kembali.
Padahal sebenarnya dengan uang sebanyak itu bisa dimanfaatkan untuk merenovasi sekolah sekolah yang rusak serta fasilitas fasilitas sekolah yang rusak. Dan daripada pemerintah menggelontorkan uang sebanyak itu tetapi belum tentu pendidikan di Indonesia membaik, alangkah lebih baiknya uang tersebut digunakan untuk meningkatkan gaji dan tunjangan para guru supaya dengan dinaikkan gaji dan tunjangan para guru sehingga guru termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerja dan guru akan lebih semangat mendidik anak anak Indonesia menjadi anak yang cerdas.

PEMUDA DAN KEMAJUAN BANGSA

Pemuda merupakan tunas bangsa, pemuda zaman sekarang akan menjadi pemimpin pada masanya nanti. Namun, kesiapan pemuda dalam proses menjai seorang pemimpin sekarang ini harus dipertanyakan.
         Lalu apa hubungan dengan identitas bangsa ? Bangsa suatu kumpulan masyarakat yang bersatu. Pemimpin dari sebuah bangsa biasanya seserang yang telah tua, manusia tua tentu pernah muda, saat muda itu lah beliau disebut Pemuda. Hubungan antara bangsa dan peuda sebenarnya hanya terletak dari penerus kepemimpinan, namun dari hal tersebut penguraian akan menjadi panjang karena pemimpin akan menentukan kemana arah dari pengikutnya dan tingkatan kemanjuan dan kemundurannya pun dapat dipengaruhi.
          Saya adalah pemuda Indonesia dan bangga akan hal tersebut, saya memiliki beberapa teman pemuda Indonesia juga tentunya. Bermacam ragam pemuda yang saya kenal, karakteristiknya berbeda pula serta masa depannya yang dapat tergambar dari kebiasaan mereka sekarang yang berbeda pula. Hal ini akan saya uraikan dalam beberapa jenis pemuda dari yang telah saya jumpai.
  •  Pemuda yang berpendidikan dan mau bekerja keras dan mengerti akan arti keberadaan mereka. Pemuda seperti ini saya temui jarang memang, namun ada. Pemuda yang bersifat seperti ini adalah pemuda yang sampai saat ini masih mengejar ilmu. Mereka berusaha menjadi lebih baik dari yang ada dan merencanakan suatu perubahan yang mereka akan lakukan kelak. Selain itu kritik akan mereka ceritakan terhadap hal-hal yang baru seja terjadi dan bersifat kritis terhadap persoalan yang ada dalam negara ini. Pemuda seperti ini menurut saya akan menjadi pemuda hebat nantinya. 
  • Pemuda yang memiliki mimpi dan menyerahkan semua pada takdir. Nah selain dari pemuda gigih tadi, ada beberapa pemuda yang memiliki mimpi namun menyerahkannya pada takdir. Mereka percaya Tuhan akan menjalankan takdir mereka, kalau Tuhan berkehendak maka hal tersebut akan terjadi. Disisi ini lah saya berkomentar, saya percaya akan Tuhan saya, namun bukankah Tuhan itu adil? Beliau akan memberikan hal lebih kepada orang yang berusaha. 
  • Pemuda yang tidak melakukan apapun. Ini adalah pemuda yang tidak melanjutkan pendidikannya. Dasar dari hal ini sebenarnya banyak, adanya faktor ekonomi adalah faktor terfavorit permasalahan ini. Coba renungkan, kenapa negara kita miskin ? kenapa negara kita kurang bersaing? itu karena SDM rendah. SDM rendah karena pendidikan rendah, bila terus menerus mengandalkan alasan ekonomi, lalu kapan akan ada perubahan? Bukan satu dua orang teman saya yang tidak mampu namun tetap duduk disamping saya untuk menuntut ilmu, lalu kemana mereka yang selalu beralasan ? Perubahan itu hadir karena adanya tekanan.
Berakhir karakteristik pemuda, jika banyak pemuda yang lahir dengan semangat yang kecil maka hancurlah sudah bangsa ini. Perubahan yang dibuat mungkin tidak akan merubah dunia, tapi perbuatan yang dapat merubah akan mendapat ganjaran dan tentunya kebaikan yang dirasakan orang lain. 

Sabtu, 18 Oktober 2014

URBANISASI



URBANISASI

Pengantar
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Indonesia sendiri urbanisasi terjadi dengan sasaran terbesar adalah kota Jakarta.
Faktor penarik
  1. Kehidupan kota yang lebih modern
  2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
  3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
  4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
Faktor pendorong
  1. Lahan pertanian semakin sempit
  2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  5. Diusir dari desa asal
  6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Efek Urbanisasi
Urbanisasi tentunya memiliki efek atau pengaruh terhadap masyarakat perkotaan maupun masyarakat desa. Efek positif atau negatif dari urbanisasi adalah sebagai berikut.
Efek positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut:
  1. Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
  2. Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
  3. Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
  4. Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun efek negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
  1. Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
  2. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
  3. Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Efek Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  1. Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
  2. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Efek negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  1. Timbulnya pengangguran.
  2. Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
  3. Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
  4. Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.

Sumber :

Dukungan Sosial Keluarga



Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Perkembangan Mental Individu
Pengantar
      Keluarga adalah orang-orang terdekat dalam kehidupan manusia. Keterkaitan darah yang ada akan membuat suatu keluarga memiliki hubungan bating tersendiri. Latar belakang sebuah keluarga dalam kehidupan seseorang dinilai penting, hal ini disebabkan keluarga adalah tempat pendidikan pertama yang dialami seseorang, sehingga ilmu-ilmu dasar seperti etika, cara berbicara, pola kehidupan biasanya didapat berdasarkan lingkungan keluarga seseorang. Sikap keluarga dalam perjalan hidup seseorang pun dikatakan penting, dukungan maupun larangan dari keluarga akan menjadi pertimbangan ulang keputusan suatu individu.
Dukungan Sosial
            Ada berbagai defenisi dukungan sosial, dukungan sosial berasal dari kata sosial support, sosial artinya menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu (Chaplin, 1999) dan support yang artinya: 1) Mengadakan atau menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain, 2) Memberikan dorongan atau pengobaran semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuatan keputusan (Chaplin, 1999). Dunst, Trivette dan Cross (1986 dalam Gousmett, 2006) mendefenisikan dukungan sosial sebagai suatu konstruksi multidimensi yang meliputi bantuan fisik dan instrumental, berbagai informasi dan sumber daya, dan menyediakan dukungan emosional dan psikologis. Istilah ini juga dapat merujuk kepada pelayanan formal yang diterima dari para professional, organisasi formal atau yang semi formal seperti klub-klub sosial, atau organisasi-organisasi yang memandang bahwa keluarga itu penting dalam gaya hidup mereka. Dukungan sosial didefenisikan sebagai perilaku yang membantu orang-orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres untuk mengatasi secara efektif dengan masalah yang mereka hadapi (Cutrona, CE, 2000).
Sedangkan Cobb (1976 dalam Gousmett, 2006) mendefenisikan dukungan sosial sebagai informasi dari salah satu atau ketiga dari hal berikut ini: (1) informasi yang mengarah orang untuk percaya bahwa mereka diperhatikan dan dicintai, (2) informasi yang mengarah ke orang untuk percaya bahwa mereka berharga dan dihargai, dan (3) informasi yang mengarah pada orang untuk percaya bahwa mereka berasal dari jaringan komunikasi yang sama dengan kewajiban bersama. Sarafino (2002) mendefenisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.
            Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998)
Yang menjadi sumber dukungan sosial ada 5 yaitu (Cutrona, CE, 2000) :
(1) sumber informal yaitu keluarga, teman, tetangga, (2) sumber formal yaitu tenaga professional, lembaga, (3) sumber semi-formal yaitu dukungan dari kelompok-kelompok misalkan lembaga kelompok kanker Indonesia, persatuan orangtua anak down syndrome (Potads), (4) jaringan informal misalkan orangtua- orangtua yang memiliki anak down syndrome, (5) sumber-sumber lain yang berminat pada dukungan sosial.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres agar ia dapat mengatasi masalah yang dihadapi secara efektif.
Jenis atau Bentuk Dukungan Sosial
Cohen, Mermelstein, Kamarck dan Hoberman (1985) menyimpulkan empat bentuk dukungan sosial yang berpengaruh terhadap respon individu pada kondisi yang menekan yaitu:
1.      Dukungan praktis (tangible support) atau bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun bantuan secara finansial. Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya : bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang sedang mengalami kesusahan atau penderitaan (Friedman, 1998).
2.      Dukungan informasi (appraisal support) atau suatu bentuk bantuan yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan guna menghadapi kejadian tersebut. Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan diseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasihat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi (Friedman 1998)
3.      Dukungan harga diri (self esteem) atau suatu bentuk bantuan dimana individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota keluarga, diantaranya : memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian (Friedman, 1998).
4.      Dukungan belonging, suatu bentuk bantuan dimana individu tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan suatu kegiatan bersama dengan orang lain. Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosional menjamin nilai- nilai individu (baik pria maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan serta didengarkan (Friedman, 1998).
Faktor–faktor yang Mempengaruhi Seseorang Mendapatkan Dukungan Sosial
            Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut Feirig dan Lewis (1984 dalam Friedman, 1998) ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga besar. Selain itu dukungan yang diberikan oleh seseorang dipengaruhi oleh usia, menurut Friedman (1998) orang yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan orang lain dan juga lebih egosentris dibanding orang yang lebih tua. Faktor lain yang mempengaruhi dukungan sosial adalah kelas sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan, tingkat pendidikan dan status sosial. Sarafino (2002) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang lain yaitu:
a.       Penerima dukunan (recipient)
Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah, tidak mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang kurang asertif untuk meminta bantuan, atau mereka berfikir bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak mempercayakan sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat dimintai bantuannya.
b.      Penyedia dukungan (provider)
Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau mungkin juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
c.       Komposisi dan struktur jaringan sosial (hubungan individu dengan keluarga dan masyarakat)
Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran yaitu jumlah orang yang biasa dihubungi, frekuensi hubungan yaitu seberapa sering individu bertemu dengan orang tersebut, komposisi yaitu apakah orang tersebut adalah keluarga, teman, rekan kerja atau lainnya; dan keintiman yaitu kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling mempercayai.
Bentuk Dukungan Sosial
Menurut House dalam Departemen Kesehatan (2002) dukungan sosial diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu :
1.      Dukungan emosional yaitu dukungan sosial berupa ungkapan empati, kepedulian, dan perhatikan terhadap orang bersangkutan.
2.      Dukungan penghargaan yaitu melalui ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan perasaan individu dan perbandingan positif orang dengan orang lain misalnyaorang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya atau menambah harga diri.
3.      Dukungan instrumental yaitu berupa bantuan langsung misalnya dengan memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.
4.      Dukungan informatif yaitu dukungan sosial berupa pemberian nasihat, saran, pengetahuan, informasi serta petunjuk.
Menurut Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor (1999); membagi dukungan sosial kedalam 5 bentuk, yaitu
1.      Dukungan Instrumental (tangible or instrumental support
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi kecemasan karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.
2.      Dukungan Informasional (informational support)
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, pengetahuan, petunjuk, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
3.      Dukungan Emosional (Emotional Support)
Bentuk dukungan ini melibatkan rasa empati, ada yang selalu mendampingi, adanya suasanya kehangatan, dan rasa diperhatikan akan membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
4.      Dukungan Pada Harga Diri (Esteem Support)
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu dan perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.
5.      Dukungan Dari Kelompok Sosial (Network Support)
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa menjadi anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial dengan kelompok. Dengan begitu individu akan memiliki perasaan senasib
PENUTUP
            Kesimpulan dari semua penjabaran tersebut adalah dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam menentukan langkah hidup seseorang. Pelajaran-pelajaran yang dasar dalam kehidupan manusia didapat dari lingkungan keluarga. Keluarga yang sehat dapat melahirkan individu yang sehat pula. Kasih sayang keluarga akan menjadi dorongan lebih bagi individu.
Sumber :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40287/4/Chapter%20II.pdf