Minggu, 13 Oktober 2013

BUDAYA BANGSA INDONESIA YANG LEBIH BANGGA TERHADAP BUDAYA ORANG LAIN

Budaya adalah kebiasaan dalam kehidupan di masyarakat yang  telah dianut dan berkembang global. Di era ini, perkembangan teknologi yang menyebabkan masuknya berbagai kebudayaan luar sebagai efek dari adanya globalisasi secara menyeluruh. Pertukaran budaya ini memang bagus, karena masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya mereka masing-masing.
Namun, dibalik semua ini, berkembanglah budaya yang agak condong ke arah negative, yaitu lebih bangganya masyarakat terhadap budaya asing. Budaya asing yang masuk baik itu yang berasal dari daerah barat atau timur, telah membuat pudarnya budaya Indonesia itu sendiri, terutama budaya dikalangan remaja.
Hal ini menyebabkan masyarakat lebih bangga bila menggunakan budaya luar ketimbang budaya Indonesia. Pertukaran rasa bangga ini sendiri terjadi dibeberapa aspek kehidupan. Seperti :
1.       Pendidikan
Pendidikan di Indonesia tidak buruk, hanya sedikit amburadul. Itupun terjadi setelah masa reformasi. Bila zaman dahulu orang luar negeri seperti Malaysia datang ke Indonesia untuk bersekolah, mengapa sekarang terbalik ?
Rasa bangga akan pendidikan luar negeri menjadi salah satu faktor yang membuat hilangnya kebaikan dari pendidikan di Indonesia.
Tapi tahukah anda di Indonesia ada sebuah instansi pendidikan yang sering disebut pesantren yang menjadi panutan di luar negeri ?
Sistem pesantren yang dimulai pada zaman dahulu sekarang dipakai di berbagai universitas di Amerika, yaitu mencari pendidik baru di luar instansi tersebut. Dalam dunia pesantren biasanya seorang santri diperintahkan untuk pergi mencari guru lain diluar instansi asalnya. Dan sekarang, hal ini dijadikan metode pmebelajaran utama di dunia barat.
Jadi, apakah kita akan tetap menjadi penganut dari pengikut sistem kita sendiri ?
2.       Gaya Bahasa
Bahasa yang berkembang sekarang ini, terbagi menjadi dua, bukan bahasa daerah dan bahasa Indonesia, melainkan bahasa ‘gaul’ dan bahasa ‘alay/kampungan’. Entah dari mana munculnya pengkategorian ini, namun sekarang ini lah yang berkembang. Sebenarnya bila kita teliti lagi, bahasa – bahasa tersebut memiliki rumus :
{ (B.Indonesia + b.Inggris + b.remaja) - B.daerah}
Oleh karena itulah, bahasa – bahasa ini membuat bahasa Indonesia dan bahasa daerah asli menjadi terkesan kampungan dan tidak pantas digunakan. Hal ini membuat kedua bahasa ibu kita semakin tersingkir oleh rangkaian bahasa baru di Negara ini.
3.       Style Pakaian
Bila kita tengok kebelakang dan perhatikan ke depan, maka akan terlihat sekali perbedaan dari segi berpakaian di Negara ini. Pakaian yang sudah tidak layak pakai berubah menjadi tren mode masa kini. Pakaian adat yang dulu dipakai oleh orang – orang kelas atas seperti kebaya, sekarang mungkin hanya dipakai oleh para orang tua lanjut usia.
Lalu bagaimana dengan remaja ? tentu saja dunia barat menjadi panutannya. Lalu bagaimana dengan remaja yang tidak menyukai barat ? maka dunia timur Jepang dan Korea menjadi pilihannya.
Pakaian mini seksi yang dianggap melewati batas nilai dan norma pun menjadi kebanggaan kami sebagai kaum remaja, dan anehnya kaum dewasa mengikutinya.
4.       Budaya Kesenian
Kata “kesenian”, tentu saja yang tergambar adalah musik dan tarian. Bukan satu atau dua tarian dan music daerah di Indonesia, bahkan ada ribuan, tapi apakah semua orang mengetahuinya. Berkembangnya kebudayaan luar yang dianggap lebih keren, asik, terkenal membuat budaya kita tersisih.
Boyband dan Girlband yang merajalela membuat tarian daerah menghilang dan terlihat memalukan. Musik – musik yang keras dengan suara tidak karuan dinilai lebih merdu dari sebuah senandung sinden. Perubahan penglihatan dan pendengaran masyarakat telah berubah seiring berjalannya waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar