PENCAK
SILAT
Pencak
silat adalah salah satu seni bela diri asal bumi pertiwi Indonesia. Nama pencak
silat sendiri dipilih pada 1948 untuk menyatukan istilah bagi berbagai aliran
beladiri di Indonesia.
Pencak
adalah istilah yang digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan istilah
silat dipakai di Sumatra. Asal kata pencak silat itu sendiri tidak begitu jelas.
Kata pencak berasal dari kata bahasa sansakerta, pancha yang berarti lima. Pendapat
lain mengatakan, kata pencak berasal dari bahasa Cina, yang berarti mengelak
atau menghindar.
Istilah
Silat berasal dari sekilat atau secepat kilat, yang melambangkan kecepatan gerakan
pendekar pencak silat. Ada pula yang
berpendapat silat berasal dari kata elat, yang berarti mengelabui.
SEJARAH
PENCAK SILAT
Asal Mula ilmu
bela diri (silat) di Indonesia berkembang dari keterampilan suku-suku asli
Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan
tombak. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7
masehi. Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca
bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka
sendiri.
Beladiri asal
Indonesia ini telah berkembang pesat sejak abad ke-20. Beladiri pencak silat pun
telah menjadi olah raga kompetisi di dunia dibawah penguasaan dan pengaturan
organisasi pencak silat seluruh dunia yang bernama PERSILAT (Persekutuan Pencak
Silat antar Bangsa) sedangkan di Indonesia dikenal IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh
Indonesia)
Pada 1986, untuk
pertama kalinya, seni beladiri pencak silat diselenggarakan di luar Asia, yaitu
Wina, Austria.
LOGO
IPSI
·
Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa
·
Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa
IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan
membentuk manusia Pancasila sejati
membentuk manusia Pancasila sejati
·
Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan
merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan
dan dinamika, Sayap 18 lembar, bulu
5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti IPSI
dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun Negara
·
Untaian lima lingkaran : melambangkan
bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan
·
Ikatan pita berwarna merah Putih : bahwa
IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.
·
Gambar tangan putih di dalam Dasar hijau
: menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan nasional
melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian nasional
serta berbadan sehat, kuat dan tegap.
ASPEK
DAN BENTUK
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
1.
Aspek
Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian
dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman
dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan
lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2.
Aspek
Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah
salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya
menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana
tradisional.
3.
Aspek
Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam
menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung
menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4.
Aspek
Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah
penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi
ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi
bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
TINGKAT
KEMAHIRAN
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi
beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
1.
Pemula, diajari semua yang tahap dasar
seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan,
bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar
IPSI
2.
Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan
pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai
terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing
cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
3.
Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang
berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat
melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik - teknik
beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang
dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik
beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan /
sangat mematikan .
4.
Pendekar, merupakan pesilat yang telah
diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia
tingkat tinggi.
NILAI
POSITIF PENCAK SILAT
Beberapa
nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:
1.
Kesehatan
dan kebugaran
2.
Membangkitkan
rasa percaya diri
3.
Melatih
ketahanan mental
4.
Mengembangkan
kewaspadaan diri yang tinggi
5.
Membina
sportifitas dan jiwa ksatria
6.
Disiplin
dan keuletan yang lebih tinggi
]
SUMBER
anjarrrrrr.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat
]